[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Viveka

Senin, 26 November 2018

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Viveka


Di suatu malam yang gerah, walaupun Bandung sedang mengalami musim hujan, Rara menonton televisi sambil bergelung nyaman di pelukan Jaka. Jendela yang terbuka mengantarkan angin malam yang sepoi-sepoi bergerak ke seluruh ruangan, membuat suhu jadi sedikit lebih adem. Jaka sendiri, seperti biasa, asyik dengan gawainya. Entah apa yang dilakukannya kali itu; mengunduh sesuatu, atau bermain daring. Tiba-tiba,

"Ada yang aneh denganku..." Rara mengernyitkan kening, mencoba merasa dan menerka.

"Aneh kenapa?" Jaka bertanya. Sedetik kemudian kepekaannya beraksi, ia juga ikut merasakan keanehan yang dikatakan Rara. "Tadi abis apa?" tanyanya lagi dengan kalem.

"Itu... belajar pembersihan energi yang diajakin teman sekantor itu..." jawab Rara sambil memandang suaminya dengan bingung. "Aku mual...", ia duduk dengan mendadak, berjaga kalau-kalau harus muntah.

Jaka paham yang dimaksud. "Coba grounding dulu. Niatkan harmonis, sinergis dengan energi alam," sarannya sambil meluaskan kesadaran. Dengan kemampuannya, ia langsung mendeteksi sesuatu yang salah pada Rara, sekaligus bisa juga membantu menyelaraskan. Namun demikian, dibiarkannya sang istri berusaha mengatasi sendiri masalahnya.

Yang diberi saran lalu menurut. Rara mengambil posisi duduk bersila lalu memejamkan mata, mengafirmasi dirinya seperti yang diberitahukan.

Lima belas menit berlalu tanpa terasa, dan Jaka menemani kekasih hatinya dengan pandangan sayang bercampur geli. Rara sedang senang belajar, dan alam mendukungnya dengan menghadirkan banyak Guru. Semua sesuai, bukan? Telah diatur sedemikian sempurnanya, bahwa kapanpun murid siap, Guru datang.

Ia pun adalah seorang Guru untuk istrinya itu --salah satu tugasnya di dunia memang itu-- tapi tak dilarangnya Rara untuk meluaskan wawasan. Walhasil, hampir setiap undangan pembelajaran diterima dan didatangi, walaupun kadang jadi blunder sendiri. Seperti saat itu.

"Sudah enakan badannya?" Jaka menyapa ketika Rara membuka mata.

"Hu um..." yang disapa menjawab dengan semringah. "Aku kenapa ya?"

"Mungkin ada energi yang kurang selaras di tubuhmu. Kamu kan sedang senang berlatih yang kemarin dulu itu, kenapa berlatih yang baru lagi?" Jaka menjelaskan sambil ikut memeriksa keadaan Rara. Sudah selaras, beberapa titik yang tadinya terblokir sudah kembali lancar.

"Yaa... kan mau belajar..."

"Kalau mau belajar, ya tentu boleh-boleh aja, sayang," kata sang suami sambil menjawil pipi. "Tapi coba dirasa-rasa dulu sebelumnya, kira-kira akan cocok atau malah membuyarkan sistem yang sudah terbentuk pada tubuhmu."

Terkejut, Rara bertanya, "Oh, apa benar bisa begitu?"

"Ya iya. Kamu sudah berlatih lama untuk yang satu itu, idealnya ya dimantapkan dulu, jangan keburu ditimpa dengan yang lain," Jaka memberikan masukan. "Makanya manusia itu perlu Viveka. Bersikap bijak atas apa yang sekiranya bisa menuntunnya maju, jalan di tempat, atau bahkan mundur."

Rara tersipu. Bijak bestari adalah sebuah hal yang entah kapan mampu dikuasainya.

Seakan mengerti apa yang dirasakan sang istri, Jaka ikut tersenyum maklum. "Tadi siang memangnya belajar apa? Gurunya siapa?"

Kali itu Rara tertawa. Jaka bukan tipe cemburuan, jadi kalimat terakhir itu menggelitik hatinya. "Hmm, belajar sama siapa, yaa? Mau tau aja apa mau tau banget?" katanya jahil.

"Emh... Mau kamu aja deh..." Jaka menjawab sambil mendekatkan bibirnya pada bibir Rara...

********

20 komentar:

  1. Viveka itu bagus kalau jadi nama anak ya

    BalasHapus
  2. Manusia itu perlu viveka.
    Eehmm...viveka itu apa ya? Hehehe...

    BalasHapus
  3. Pernah baca tentang Viveka. Viveka itu kesadaran diri bukan ya teh? Lupaa aku. Akhirnya bikin gemash nih ehehhe

    BalasHapus
  4. Endingnya, romantis-romantis bikin baper gimana gituπŸ˜‚..

    BalasHapus
  5. Aku akan lebih suka lagi kalau fiksi Rara dan Jaka ini nggak penuh dengan dialog untuk menjelaskan apa itu Viveka dan yang lainnya. *digampar buku tebel sama teh Putu XD

    BalasHapus
  6. Viveka, dekat fonemnya dengan vivera. Inget teh vivera jadinya :D

    BalasHapus
  7. Sepertinya aku melewatkan banyak hal dari cerita Jaka Rara deeh...
    Kok mereka uda nikah aja siih...?

    **pake ada adegan ...
    ((hahhah~ malu mau ngomong, kan aku anak dibawah umur.... bhahaha~))

    BalasHapus
  8. Setuju banget sama komennya teh Ulu, begitu baca viveka yg kebayang malah Madam deh hahaha..

    BalasHapus
  9. Endingnya 17+

    Btw knapa aku ngebayanginnya Rara.. rara Blogger BDG yaa..hii

    BalasHapus
  10. Ya Allah romantis banget, jadi baper πŸ˜†

    BalasHapus
  11. Bentar gugel dulu viveka teh apaan biar paham maksudnya hehehe

    BalasHapus
  12. gugel viveka maklum aku baru tau hahaha sama kayak teh Ery

    BalasHapus
  13. Ikutan gugle kayak Teh Ery dan Teh Herva soal viveka hehe

    BalasHapus
  14. Ending yang ...akh ...😁😁

    BalasHapus
  15. manis sekali percakapannya, xixixi

    BalasHapus
  16. Selalu suka ending-nya aku, Teh. πŸ˜„

    BalasHapus