ACT adalah organisasi kemanusiaan global profesional
berbasis kedermawanan dan kerelaan masyarakat global
untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik
ACT Foundation
Selama ini, saya selalu penasaran sama yang
namanya LSM. Deskripsinya sih, sudah agak paham, tapi di balik itu, masih
bingung. Siapa saja mereka? Apa yang dikerjakan? Bagaimana struktur
organisasinya? Dan lain sebagainya…
Lalu, keingintahuan itu dijawab dengan
kesempatan datang ke acara ‘Sosialisi Program Pelatihan Kesiapan Bencana –Basic
Level’ yang diselenggarakan oleh ACT –Aksi Cepat Tanggap- Foundation, di
Bandung, pada tanggal 15 September 2015 lalu. Melalui sosialisasi ini, saya
jadi sedikit banyak mengerti siapa saja yang turut berperan aktif sekaligus
aktivitas yang dilakukan oleh yayasan kemanusiaan ber-genre disaster relief ini.
Pada dasarnya, Lembaga Swadaya Masyarakat yang
didukung penuh oleh Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) ini disiapkan untuk memperbaiki
pengetahuan dan membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana. Seperti yang diketahui, Negara tercinta kita Indonesia ini, kan, amat
sangat rawan bencana. Walau berwajah elok nan rupawan, negri kita ini
dikelilingi gunung-gunung paling aktif di dunia. Biarpun cantik, bangsa ini
berdiri diatas benua dengan lempengan-lempengan dasar laut yang bergerak saling
dorong.
Bandung adalah lembah yang sejuk dan indah,
namun dikelilingi oleh gunung-gunung berapi yang aktif
*image : ACT webpage
Tidak hanya itu, ‘cobaan’ kita sebagai penduduk
juga terkadang, bahkan sering, disebabkan oleh perilaku tidak terpuji kita
sendiri. Khususnya di Bandung, contoh-contoh ‘kelakuan’ ini adalah membuang
sampah sembarangan di sungai-sungai hingga menyebabkan banjir dan membuat
Cikapundung menyabet rekor sebagai sungai paling tercemar seantero jagad,
menggunduli perbukitan demi rumah dan villa dengan pemandangan indah sampai
tanah tidak memiliki rambatan untuk berpegangan lalu longsor, dan, yang sedang
‘in’ terjadi sekarang yaitu bencana kabut asap (eh, ini mah bukan di Bandung,
ding!). Yup, bencana kekeringan, Infeksi Saluran Pernapasan massal dan
penyakit-penyakit lain. Terima kasih pada kita sendiri, yang begitu kepengin
memperkaya diri dengan hasil kelapa sawit, sampai hutan hujan dibabat habis.
Sang mentari pun dapat begitu leluasanya memanaskan bumi pertiwi yang sudah
tidak teduh lagi…
“Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi
dan di sana Kami
sediakan (sumber) penghidupan untukmu.
(Tetapi) sedikit sekali kamu
bersyukur.” ~ QS.
Al-A’raf : 10.
Kembali ke ACT, menurut Kepala Cabang ACT untuk
Bandung, Ardi Nurdiansyah, sehubungan Bandung adalah salah satu dari kota-kota
di Indonesia yang rawan banjir, maka yayasan ini kemudian mengambil inisiatif
untuk mengumpulkan para stake holder seperti
Kepolisian dan Damkar, untuk merundingkan rencana pelatihan ini. Belum lagi
kenyataan bahwa kota Kembang ini berada di daerah patahan Lembang yang riskan
akan gempa tektonik, serta dikelilingi oleh beberapa gunung berapi seperti
Tangkuban Perahu yang sangat beresiko akan gempa vulkanik.
Bandung sendiri adalah kota ke-12 yang akan
dipersiapkan untuk program ini. Penjelasan dari kang Wahyu Novian, juga dari
ACT, fokus dari rencana pelatihan ini adalah meminimalisir dampak atau kerugian
bencana dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapan melalui pelatihan, simulasi,
dan melengkapi diri dengan alat-alat yang dibutuhkan. Sedangkan kegiatannya
nanti antara lain adalah; Capacity
Building, Praktek penyusunan draft
kontingensi, dan distribusi bahan-bahan pendukung semisal poster dan
sebagainya.
Dari pihak pendukung, yaitu Sampoerna Untuk Indonesia,
mas Welly Wirianto menekankan bahwa meskipun masih berpayung dibawah PT. HM.
Sampoerna, namun SUI ini berkegiatan sama sekali berbeda dari Yayasan Sampoerna
yang lebih dikenal sebagai salah satu merk rokok yang besar. Sampoerna Untuk
Indonesia didirikan untuk mendukung program-program kemanusiaan sebagai bentuk
kepeduliannya terhadap bangsa. Untuk yang satu ini, saya ikut mengaminkan
beliau. Perusahaan yang besar adalah yang tidak hanya memajukan penjualan, tapi
juga berkontribusi dalam kebaikan di masyarakat. Setuju kan?
SUI, Maju bersama rakyat Indonesia
Sedianya, event
‘Sosialisi Program Pelatihan Kesiapan Bencana –Basic Level’ ini akan diselenggarakan di bulan Oktober, tanggal
16-17, di hotel Santika. Sosialisasi ini, kata mas Lutfi Kurnia sebagai
panitia, ber-target audience berbagai
macam instansi, seperti SKPD, Ormas, dan Komunitas. Level dasar ini akan
dikhususkan untuk rekontingensi dari para perwakilan, mengumpulkan data,
menjaring skill dari masing-masing
instansi, hingga mendata alat-alat yang dibutuhkan. Semua akan dihimpun, untuk
kemudian akan dibentuk program sosialisasi lagi pada advanced level, yang akan turun langsung membimbing masyarakat
dalam kesiapan menghadapi bencana.
Alhamdulillah, sekarang saya tahu lebih banyak
mengenai apa-apa di balik sebuah non-government
organization. Saya yakin penyuluhan ini akan amat-sangat berguna bagi kami,
masyarakat awam yang kurang tahu-menahu mengenai kesiapan terjadi bencana.
Semoga dapat lebih mengurangi beban kerugian yang pasti akan ditanggung
setelahnya. Yang lebih saya harapkan lagi dari program ini adalah, tidak hanya
berbagi pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi bencana, tapi juga membekali
masyarakat dengan pengetahuan mencegah terjadinya bencana yang diakibatkan oleh
manusia. Mari bersama menjaga keseimbangan bumi, satu-satunya tempat kita
berpijak semasa raga masih dikandung badan.
#ACTFoundation #SUI #SaveOurEarth
kereeen mom acaranya, jadi pengen ikutan :3
BalasHapusDukung banget gerakan2 seperti ini. Tapi saya gak dukung pabrik rokoknya -_-
BalasHapus