Suer deh, saya ngga suka ikan lele. Bukannya belagu, cuma rada milih aja, hehe... Ngga ding, alasan utamanya adalah karena memang sedari kecil, saya ngga terlalu suka makan ikan, atau jenis makanan hewan air lainnya. Walaupun cukup sering (dan senang!) melihatnya berenang-renang di kolam ikan, tapi jika kebetulan melihatnya dipersiapkan untuk dimasak, saya jadi tergeli-geli sendiri. Licin dan bau amis...
Dan biasanya, sesuatu yang tidak kita suka, entah kenapa, malah justru jadi sering bertemu terus. Soalnya suami saya penggemar berbagai macam masakan ikan, udang, sotong, dan sejenisnya. Hwaduuuh... Walaupun saya sudah kibar bendera putih untuk membuatkannya, tapi suami tak kalah akal, ia suka beli masakan jadi dan membawanya kerumah. Anak-anak tentunya asyik-asyik saja dan ikut menikmati, lalu saya?? Jangan khawatir, saya pun akhirnya ikut menghabiskan, hehehe. Tapi tidak sebanyak yang suami dan anak-anak makan, karena biasanya hanya kebagian sisa-sisanya. Biasa, ibu-ibu, sayang ngebuang makanan...*ngeles*
Tapi, untuk olahan lele dari kedai yang satu ini, saya 'terpaksa' harus acungin jempol. Soalnya disulap menjadi berbagai jenis masakan yang menarik. Jadi tidak berasa mau makan ikan lele, tapi makan ayam atau sapi, karena menunya variatif sekali ^_^ Ada Lele Teriyaki, Lele Sechuan, Lele Rica-rica, Lele Asam Manis, Lele Goreng Tepung, Lele Kuluyuk, dan Lele Lemon. Harganya pun pas di kantong (apalagi kantong mahasiswa STT Telkom disekitarnya yang kayaknya tipis melulu, hee...). Dibandrol pada kisaran 10,500-12,000 rupiah saja.
Yang paling saya suka, rasa lelenya pun sudah menyatu sekali dengan kombinasi bumbu-bumbunya yang pas, sehingga ngga amis lagi. Kolaborasi yang begitu harmonis, seperti menari-nari di lidah :)
Berlokasi di jalan Sukabirus, di Terusan Buah Batu, Bandung, Kedai Lele milik Mak Nurul Wachdiyyah ini memang harus bersaing dengan kedai-kedai makanan lain disamping-sampingnya, karena memang berdekatan dengan kampus. Tapi, jangan khawatir, kalau tidak kuat bepergian jauh kearah Bandung Selatan, kedai ini juga memiliki cabang di daerah Bandung utara, yaitu di dekat kampus Unisba dan ITB. Jadi, sempatkan diri untuk mampir yaa... Apalagi karena ibu satu anak ini sendiri loh yang memanen lelenya, karena beliau dan suaminya memiliki tambak ikan lele. Jadi, dari hulu ke hilir, hampir semua prosedur berjualan olahan lele ini dijalankannya sendiri. Lebih bersih dan lebih jelas asal-muasalnya :)
Saat mendapat undangan untuk mencoba menu dari Kedai Lele ini hari Sabtu kemarin, saya memilih Lele Teriyaki. Pertimbangannya (selain karena direkomendasikan) adalah, karena bumbu teriyaki itu identik sekali dengan chicken atau beef. Jadi, kayaknya lucu juga mencoba lele berpadu saus teriyaki. Lagipula, karena membawa anak-anak, rasanya pas sekali menyuapi mereka dengan hidangan yang manis-gurih di sore hari yang sedikit mendung itu.
Lalu, pilihan itu tidak salah. Setuju tidak, disaat butuh kehangatan (halah!), jahelah yang sangat cocok? Ketika Lele Teriyaki kami datang, yang tercium pertama kali adalah aroma jahe yang kuat. Begitu wangi, seakan mengundang untuk mencolek kuahnya yang hitam kental bertabur biji wijen itu. Ya, saya pun segera mencoleknya dengan ujung jari, dan... Well, it really was finger licking good, alias colenak-dicocol enak, hehehe...
Nah, kalau bumbunya saja sudah enak, tentu dagingnya pun nikmat. Dan benar, kami menikmatinya. Walaupun (lagi-lagi) cuma kebagian sedikit karena dua mulut mungil milik buntut-buntut saya berebutan minta disuapi, saya cukup puas dengan hidangan yang disajikan. Sudah rasanya enak, tampilannya pun manis, semanis pelanggan-pelanggan yang sore itu sengaja datang untuk bertemu muka (*hai emak-emak anggota KEB yang maniiiis ;) ). Lalu, sebelum pulang, saya langsung pesan satu lagi, yang berbumbu Rica-rica, untuk dibawa pulang dan dinikmati bareng suami :)
Terima kasih lagi untuk Mak Nurul Wachdiyyah dan Kedai Lele-nya yang sudah mengundang saya dan anak-anak yaa... Selain ketiban rezeki untuk mencoba masakan lele yang diolah dengan cara berbeda, saya juga dapat kesempatan untuk menyambung silaturahmi dan berbagi ilmu dengan sesama emak-emak blogger. Senangnyaa... Moga kedainya makin sukses, makin banyak pelanggan, dan makin sering mengadakan event kumpul-kumpul yaa... Supaya kita-kita bisa ketemuan dan dapet gratisan makan-makan lagi *eh* ^_^
Dan biasanya, sesuatu yang tidak kita suka, entah kenapa, malah justru jadi sering bertemu terus. Soalnya suami saya penggemar berbagai macam masakan ikan, udang, sotong, dan sejenisnya. Hwaduuuh... Walaupun saya sudah kibar bendera putih untuk membuatkannya, tapi suami tak kalah akal, ia suka beli masakan jadi dan membawanya kerumah. Anak-anak tentunya asyik-asyik saja dan ikut menikmati, lalu saya?? Jangan khawatir, saya pun akhirnya ikut menghabiskan, hehehe. Tapi tidak sebanyak yang suami dan anak-anak makan, karena biasanya hanya kebagian sisa-sisanya. Biasa, ibu-ibu, sayang ngebuang makanan...*ngeles*
Tapi, untuk olahan lele dari kedai yang satu ini, saya 'terpaksa' harus acungin jempol. Soalnya disulap menjadi berbagai jenis masakan yang menarik. Jadi tidak berasa mau makan ikan lele, tapi makan ayam atau sapi, karena menunya variatif sekali ^_^ Ada Lele Teriyaki, Lele Sechuan, Lele Rica-rica, Lele Asam Manis, Lele Goreng Tepung, Lele Kuluyuk, dan Lele Lemon. Harganya pun pas di kantong (apalagi kantong mahasiswa STT Telkom disekitarnya yang kayaknya tipis melulu, hee...). Dibandrol pada kisaran 10,500-12,000 rupiah saja.
Yang paling saya suka, rasa lelenya pun sudah menyatu sekali dengan kombinasi bumbu-bumbunya yang pas, sehingga ngga amis lagi. Kolaborasi yang begitu harmonis, seperti menari-nari di lidah :)
Berlokasi di jalan Sukabirus, di Terusan Buah Batu, Bandung, Kedai Lele milik Mak Nurul Wachdiyyah ini memang harus bersaing dengan kedai-kedai makanan lain disamping-sampingnya, karena memang berdekatan dengan kampus. Tapi, jangan khawatir, kalau tidak kuat bepergian jauh kearah Bandung Selatan, kedai ini juga memiliki cabang di daerah Bandung utara, yaitu di dekat kampus Unisba dan ITB. Jadi, sempatkan diri untuk mampir yaa... Apalagi karena ibu satu anak ini sendiri loh yang memanen lelenya, karena beliau dan suaminya memiliki tambak ikan lele. Jadi, dari hulu ke hilir, hampir semua prosedur berjualan olahan lele ini dijalankannya sendiri. Lebih bersih dan lebih jelas asal-muasalnya :)
Saat mendapat undangan untuk mencoba menu dari Kedai Lele ini hari Sabtu kemarin, saya memilih Lele Teriyaki. Pertimbangannya (selain karena direkomendasikan) adalah, karena bumbu teriyaki itu identik sekali dengan chicken atau beef. Jadi, kayaknya lucu juga mencoba lele berpadu saus teriyaki. Lagipula, karena membawa anak-anak, rasanya pas sekali menyuapi mereka dengan hidangan yang manis-gurih di sore hari yang sedikit mendung itu.
Lalu, pilihan itu tidak salah. Setuju tidak, disaat butuh kehangatan (halah!), jahelah yang sangat cocok? Ketika Lele Teriyaki kami datang, yang tercium pertama kali adalah aroma jahe yang kuat. Begitu wangi, seakan mengundang untuk mencolek kuahnya yang hitam kental bertabur biji wijen itu. Ya, saya pun segera mencoleknya dengan ujung jari, dan... Well, it really was finger licking good, alias colenak-dicocol enak, hehehe...
Nah, kalau bumbunya saja sudah enak, tentu dagingnya pun nikmat. Dan benar, kami menikmatinya. Walaupun (lagi-lagi) cuma kebagian sedikit karena dua mulut mungil milik buntut-buntut saya berebutan minta disuapi, saya cukup puas dengan hidangan yang disajikan. Sudah rasanya enak, tampilannya pun manis, semanis pelanggan-pelanggan yang sore itu sengaja datang untuk bertemu muka (*hai emak-emak anggota KEB yang maniiiis ;) ). Lalu, sebelum pulang, saya langsung pesan satu lagi, yang berbumbu Rica-rica, untuk dibawa pulang dan dinikmati bareng suami :)
Terima kasih lagi untuk Mak Nurul Wachdiyyah dan Kedai Lele-nya yang sudah mengundang saya dan anak-anak yaa... Selain ketiban rezeki untuk mencoba masakan lele yang diolah dengan cara berbeda, saya juga dapat kesempatan untuk menyambung silaturahmi dan berbagi ilmu dengan sesama emak-emak blogger. Senangnyaa... Moga kedainya makin sukses, makin banyak pelanggan, dan makin sering mengadakan event kumpul-kumpul yaa... Supaya kita-kita bisa ketemuan dan dapet gratisan makan-makan lagi *eh* ^_^
Lele?...Dulu aku suka banget yang namanya lele mak...tp begitu tahu mkanan yg diberikan ke lele oleh peternak kdg sembrangan, skrg jd hati2 banget mkn lelenya...jd spt cari mantu hrs tahu bibit bobot dan bebetnya ( hiahhh) maksudnya makanannya apa gt lo...hihi...
BalasHapusAhahaha... Jadi lelenya harus seperti mantu ya, Mak, harus jelas :) Makasiy udah mampir yaa ^_^
BalasHapuswah, kalo saya suka tuh mbak makan lele, soalnya gurih & durinya nggak gengges. hehehe
BalasHapus