[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Ritual

Rabu, 12 Desember 2018

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Ritual


Hari ini, Jaka sudah berada di luar pulau lagi untuk menjalankan tugas. Rara tidak ikut, dan sedang sibuk dengan kerjaannya sendiri. Sedari pagi sejak Jaka berangkat, mereka sama sekali belum bertegur sapa, dan Rara sudah rindu sekali pada sang suami.

"Sombong..." begitu ketiknya di whatsapp.

Jaka membalasnya segera dengan tiga buah emoticon nyengir. "Maaf lupa ngabarin, yaa...", sambungnya.

Rara juga membalasnya juga dengan tiga buah emoticon yang menandakan kekesalan.

"Makin cantik deh, kalo ngambek," Jaka mengirimkan pesannya.

Serta merta, Rara tertawa sendiri. Lalu diceritakannya panjang lebar tentang pagi dan siangnya yang penuh dengan kerjaan.

"How was your afternoon?" tanyanya pada sang suami.

"Busy, too..." kekasih hati itu menjawab. "Dan bingung juga..."

"Loh kenapa?" rasa-rasanya, tidak pernah Rara menyaksikan Jaka kebingungan.

"Bingung karena kliennya minta aku mimpin upacara..." Jaka menambahkan emoticon nyengir lagi. "Mereka kan penganut kepercayaan yang beda denganku..."

"Bukannya kamu selalu bilang, semua agama atau kepercayaan itu sama-sama aja?" gantian Rara yang bingung. "Semua menuju ke muara yang sama, gitu dulu bilangnya."

"Iya..." Jaka menyahut tenang. "Maksudku, bingung gimana mimpinnya nanti. Sesuai dengan aku atau mereka, hihihi."

Rara ikut tertawa. Masalah ritual memang unik. Satu dengan yang lain bisa jadi sangat berbeda, atau bahkan mirip-mirip. Lucunya, perbedaan atau kemiripan ini kadang dijadikan bahan untuk hina-menghina. Merasa bahwa yang satu lebih baik dari yang lainnya.

Asyik mencela, mengabaikan fakta bahwa aksinya tersebut membuat noda pada ibadahnya. Lupa, bahwa Sang Maha bukanlah pemimpin dalam pemerintahan yang butuh tata cara, melainkan berbicara dalam bahasa rasa.

"Jadi gimana dong?" tanyanya.

"Gimana nanti ajalah. Acaranya masih besok. Tunggu hatiku bicara aja," sang suami menjawab dengan santai lagi.

Rara tersenyum. Jaka selalu punya omongan yang nyaman untuk dirinya sendiri dan orang yang mendengarkan. Diberinya emoticon peluk yang banyak.

"Kiss-nya mana?" protes Jaka. "Ngga di-kiss ngga bisa kerja lagi aku..."

Sang istri lalu memberinya ciuman yang juga banyak. "Love you..."

"Love you, too...", demikian pesan singkat itu terkirim beserta energi cintanya yang besar.

********
Klik Jaka & Rara  untuk kisah mereka yang lain yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar