[] Bilik Menulisku: Eje Kim's Happy Tummy Journey di sepanjang Asia Tenggara

Minggu, 05 November 2017

Eje Kim's Happy Tummy Journey di sepanjang Asia Tenggara

"Do you know the movie 'Eat, Love, and Pray?" tanya ibu Eje Kim, seorang penulis buku yang mengundang kami dalam book launching 'Happy Tummy Journey' di sebuah hotel mewah di bilangan Gatot Subroto, The Trans Luxury, Bandung. Tentu saja semua yang ditanya menganggukan kepala. Filmnya mbak Jules kan jaminan mutu, hihihi!

"Julia Roberts went to Italy to eat, she went to India to Pray, then she found love in Indonesia," begitu lanjut perempuan single paruh baya yang air mukanya sangat ramah itu. "But I found the three of it here, in Indonesia."
The 18th Level, tempat kami dijamu.
"A sophisticated blend of Indonesia Tradition with a refined
 contemporary interpretation, right in the heart of Bandung city." 

About Love

"Indonesia is where I found love. I fall in love with Indonesia!" katanya dengan sepenuh hati. Benar-benar sepenuh hati, karena kalimat-kalimat jujurnya berikut ini: *warning, buat penggemar Drakor alias Drama Korea, jangan baper bacanya, yaa! Wahahaa....

"Kalian tau, kenapa drama Korea itu sangat indah? Because it's a fantasy. Wanita Korea itu jarang yang bahagia, makanya dramanya harus bahagia. Di sini, di Indonesia, I find that people here are very happy. Ada banyak cinta di Indonesia, dan saya belajar banyak tentang cinta di Indonesia."

Kalau seorang wanita Koreanya sendiri yang bicara demikian, dengan gelar sebagai ahli Geografi yang sudah melanglang buana ke seratus negri, rasanya kata-katanya itu credible banget. Bisa dipercaya, bahwa wanita-wanita di negaranya sungguh tidak bahagia, dan menyembunyikannya dengan baik dalam kamuflase berseri-seri drama yang mendunia. Hiks!

Sedangkan Indonesia? Di balik keriuhannya menjelang pemilihan-pemilihan umum, curhat-curhat poligami di medsos, twit war tentang SARA, sampai fenomena foto instagramable yang merajalela, ternyata orang-orangnya penuh kasih sayang. Sopan dan santun melayani, saling peduli dan welas asih, juga ramah dan suka tersenyum -sesuatu yang membuat kita tenar di mata dunia! Dan seorang penulis buku melihat itu, lalu mengcapturenya dalam ingatan. She learns how to love here!

Eje Kim, Lecturer, Writer, Traveller, Durian and Buterfly Lover, 
and a Single Mother of one

Dalam 'pengembaraan'nya di beberapa negara Asia, Eje bertemu dengan banyak wanita tangguh. Di sini, ia berkenalan dengan ibu Meutia Hatta dan Gustika-Jusuf Hatta -putri dan cucu satu dari dua Proklamator RI,  bung Hatta, Nurhayati Subakat -pendiri Wardah Kosmetik, Christine Hakim -entrepreneur sukses di Padang, sampai ibu Walikota kita, Athalia Kamil. Dari wanita-wanita tangguh itu, Eje mendapatkan bantuan kekuatan, yang sangat diperlukannya karena latar belakangnya di negara asalnya sana.

Korea Selatan adalah salah satu negara yang bersistem patriarki, "....kehidupanku sebelumnya di Korea Selatan, rasanya lebih banyak penderitaan dan air mata daripada kejayaan dan kebahagiaan," demikian tulisnya. Sistem demikian, menurutnya, mematikan kreatifitas dan kesempatan perempuan. Ia juga menuliskan di bukunya, bahwa jika sebuah keluarga sedang makan sashimi, mereka akan berpesan kepada anak perempuannya untuk 'mencari suami yang pengusaha sashimi', alih-alih mendukung kemajuan sang anak untuk 'kalau sudah besar, jadilah nelayan sukses yang menangkap banyak ikan untuk membuat sashimi'. Hvft! *terdengar familiar juga di sini.. di zaman ibu Kartini!

Begitupun saat Eje berkelana ke London, di mana ia mengalami diskriminasi SARA. Di sana, ia harus bertahan hidup mengurus keluarga dan pekerjaannya, dalam lingkungan multikultural yang seadanya. Ah, di mana-mana, diskriminasi memang tidak adil, ya! Lalu cinta mengalahkan segalanya!

About Pray

Tidak hanya tentang love, Eje juga berkata bahwa dia bisa berdoa di mana saja saat berada di sini. "I pray in temples, churches, and mosques," jelasnya saat menjelaskan bahwa doanya kepada Tuhannya bisa dipanjatkan saat ia mampir ke Kelenteng, Pura, Gereja, bahkan Mesjid.

Terlepas dari isu-isu agama yang banyak beredar di negri tercinta ini, saya bangga mengetahui bahwa seorang yang asing masih bisa berkomunikasi dengan Tuhannya dengan aman dan nyaman di sini. Hidup bangsa Indonesia, yang terdiri dari bergama suka bangsa, agama, ras, dan budaya!

About Eat

Setelah itu, berkaitan dengan bukunya, ibu satu anak ini berkisah tentang makanan. Lebih tepatnya; Durian! Durian adalah semua yang ia ceritakan dalam bukunya yang berjudul 'Happy Tummy Journey' itu. Awalnya, ia menuturkan penyesalannya saat memilih Asia Tenggara sebagai bahan disertasinya untuk Program Pascasarjana Studi Internasional di Seoul National University. Negara-negara di sana, termasuk Indonesia, bagi kebanyakan orang Korea hanya sebatas destinasi wisata yang murah-meriah, tak lebih. Tapi, penyesalannya terganti dengan sesuatu yang sangat indah: Durian, hahaa!

Dalam bukunya, Eje menuangkan journeynya untuk disertasi, dan pengalaman-pengalaman unik dan indahnya berburu durian. Ia memulainya dari Singapur, yang menurutnya bukan lagi surga durian. 
"Durian telah menjadi makanan yang hanya dapat dinikmati oleh orang kaya." 
Tadinya, ia berharap bisa segera menikmati buah yang membuat orang bule tutup hidung itu sesaat setelah menginjakkan kakinya di Singapura. Namun ternyata, kedai-kedai sederhana penjual durian di sana sudah hilang, dan berpindah ke tempat bernama 'Little India' dan 'Jalan Geylang'. Jadi, ke sanalah jika ingin menikmati durian di Singapura, ya!

Selanjutnya, Eje bercerita tentang perjalannya di Malaysia, yang salah satu kotanya, yaitu Penang, membuat kupu-kupu sebagai simbol datangnya keberuntungan. Kupu-kupu adalah hewan kesukaan Eje, karena hewan cantik nan rapuh itu ternyata sangat kuat karena mampu terbang beribu-ribu mil jauhnya. 

Di Penang ini, ia bertandang ke sebuah kedai yang menjual Asam Laksa, yang dekat dengan perkebunan durian yang terkenal enak rasanya. Saat itu, durian belum bisa dipanen, karena masih berupa putik. Namun di sanalah Eje menyadari bahwa,
'durian itu layaknya kupu-kupu, yang bermetamorfosis dari sebuah putik kecil menjadi buah berduri sebesar kepala'

Setelah Malaysia, wanita yang tak sengaja bertemu beberapa peramal yang membacakan garis hidupnya itu melanjutkan perjalanan ke Thailand, yang disebutnya sebagai;
'negara pariwisata yang penuh senyum bahagia dan makanan lezat'
Durian kesukaannya ia temukan di Chantaburi, di sebelah tenggara Bangkok, yang menjadi surganya para pencinta durian.

Lalu, Eje melanjutkan ceritanya di Filipina, di mana ia bertemu dengan Walikota Davao, yaitu Sara Duterte (putri dari Rodrigo Duterte, Presiden Filipina) yang fenomenal karena 'tinju'nya. Di kota itu, ia menggambarkan para wanitanya 
'pemberani dan memiliki rasa percaya diri tinggi' 
yang menurutnya adalah ukuran dari tempat yang penuh harapan dan kebahagaiaan. 

Perjalanannya berkeliling Asia Tenggara berakhir di negara kita tercinta ini, di mana Eje menemukan ketiga Eat, Pray, and Love sekaligus. Ia bercerita tentang kopi Jawa, Luwak, dan Dutch yang semerbak, tentang Bali tempatnya cinta bersemi, tentang Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa sejak awal abad 20an, tentang perempuan-perempuan tangguh, tentang adat-istiadat, tentang Rendang, juga tentang para pria yang dibesarkan penuh cinta oleh ibu-ibu mereka sehingga menjadi suami dan bapak yang terbaik. 
"Tak heran bila anak-anak Indonesia biasanya tidak cengeng dan selalu tersenyum manis seperti malaikat."
Lalu, di mana Eje Kim menemukan Durian di Indonesia? Baca saja langsung bukunya yang sebentar lagi terpajang di Gramedia, yuk! Sungguh, buku Happy Tummy Journey ini sangat menginspirasi, terutama bagi para wanita, karena di akhir bukunya, ia bercerita betapa mahasiswinya (perempuan-perempuan Korea yang tidak bahagia) banyak minta saran mengenai kehidupan. Anehnya, ia hanya menyarankan mereka bermetamorfosis dengan,
"Bagaimana kalau kamu mulai dengan pergi mencari tempat yang banyak duriannya?"
 Reviewed by,  
post signature

21 komentar:

  1. Good job ich,aku mah blm baca semuanya

    BalasHapus
  2. Memang Indonesia negara yang indah dengan masyarakatnya yan santun dan ramah. Paling enak emang hidup di Indonesia. Luar negeri cuman asyik buat liburan saja. Ada eat, pray dan love di INDONESIA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, bahkan orang asing aja bisa ngerasain, mbak :)

      Hapus
  3. Aku juga selalu jatuh cinta dg Indonesia & ketagihan durian :D

    BalasHapus
  4. Mbak Ayu dapat bukunya? Berapa halaman, Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dapet, mbak Vic, sama tanda tangannya, hihi. pas 200 halaman.

      Hapus
  5. ak malah jd penasaran sama buku nya happy tummy journey.. hihi

    BalasHapus
  6. Jadi penasaran nih dah lama gak baca buku ginian ehe tfs

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya menarik ini bukunya, dari sudut pandang single mom Korea....

      Hapus
  7. Jadi durian klo di Indonesia ada di mana? *penasaran wekekek

    BalasHapus
    Balasan
    1. rahasiaaa, hahahahaa, jawabannya cuma ada di bukunya, hihihi *promosi colongan

      Hapus
  8. Makin cinta sama Indonesia.
    Jadi penasaran sama isi bukunya.

    BalasHapus
  9. Aaaah, alhamdulillah ya, Teh. Jadi perempuan Indonesia bisa dapet semuanya ga usah jauh-jauh nyari.

    BalasHapus