[] Bilik Menulisku: Bahan Renungan, Jawaban atas Permasalahan

Rabu, 18 Januari 2017

Bahan Renungan, Jawaban atas Permasalahan



Kemarin, saat sedang menyetir pulang sehabis mengantar si sulung shalihah ke sekolah, ada Aa' Gym di radio MQ FM. Dan seperti biasa, saya langsung 'mantengin. Saya suka si Aa'! Kali itu, kurang lebih Tausyahnya adalah sebagai berikut,

Bahwa pada dasarnya manusia itu tidaklah didisain untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Bahkan tidak dirancang untuk berpikir terlalu keras. Tidak akan mampu. Menurut Aa', manusia itu semestinya segera menengadahkan tangan saat sedang menghadapi masalah. Berdoa, minta jawaban atas permasalahan yang mendera. Karena masalah itu (di mata manusia) sangatlah besar, sedang Allah itu Al-Bashiir wa 'Aliim, Maha Melihat dan Mengetahui.    

Lalu, Aa' mengajak audience-nya menelaah permasalahan Nabiyullah Daud 'alaihissalam yang ditelan ikan besar. Saat itu, betapa ketakutannya sang Nabi. Seorang diri di kegulitaan, di tengah lautan, di perut ikan....
(*Note: Kalau cerita itu masih kurang 'menapak' atau kurang 'terasa', yuk bayangkan sedang sendiri di rumah, lalu dikunjungi para perampok Pulomas, dan disekap sendirian di kamar mandi. Hiy!). 

Namun di sela-sela hati yang takut, Daud menyelipkan pikiran positif bahwa semua itu tak lain hanyalah demi kebaikannya. Ia ber-husnudzon. Memberikan Tuhannya sebuah prasangka baik, sambil terus berdoa, memohon ampun atas segala khilafnya meninggalkan kaum yang membutuhkan arahannya. 

"Laa ilaaha illa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin." ~ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berbuat dzalim.

Kata-katanya ini diabadikan dalam surat Al-Anbiyaa ayat 87-88, yang dipanjatkannya terus hingga diijabahlah doanya. 

Merenunginya, saya membuat kesimpulan bahwa memang benar, Tuhanlah yang mengeluarkan kita dari berbagai masalah. Tentu saja, walaupun berat, masalah kita tak akan dibuatNya melebihi kemampuan. Tapi kemampuan itu Ia yang memberi. Bahkan kemampuan yang lebih dari biasanya! Diberinya seorang hamba tangan untuk berbuat, kaki untuk melangkah, akal untuk berpikir, dan keajaiban-keajaiban menakjubkan dari semesta yang disuruhNya untuk memperlancar semua. 

Saya ingat, di banyak waktu ketika terburu-buru menghadiri sesuatu yang menuntut on time, sedang saya kesulitan mengelola waktu yang bersamaan dengan jam jemput anak. Entah mengapa, lalu lintas lancar. Saya juga ingat beberapa kali saat saya sedang butuh uang, lalu 'ndilalah, ada saja pelanggan menanyakan barang maupun jasa saya. SemestaNya digerakkan untuk menolong saya! Dan saya dimampukanNya untuk sigap menyetir, membeli barang pesanan, memberikan jasa terbaik untuk para pelanggan, dan sebagainya. Kadang saya sampai takjub sendiri karena tidak menyangka bahwa saya mampu. Alhamdulillahi rabbil 'alamin.

*********

Setelah 'pencerahan' itu, tiba-tiba saya teringat pada Oprah Winfrey. Dalam sebuah Talk Show, ia mengemukakan kalau 'There are no Mistakes'. Menurutnya, manusia diturunkan ke bumi untuk sebuah tujuan. Kita diciptakan untuk sesuatu yang besar.  Dan bila dalam perjalanannya kita menemukan masalah dan menjadi stressed out, kita kadang mengambil langkah yang salah. 

Padahal katanya, tidak ada yang salah dalam tindakan kita. Kita hanya belum menemukan jalan yang tepat atas masalah-masalah kita. Belum fokus pada diri kita, belum mendengarkan kata hati kita yang murni, yang datang dari illahi Rabbi (*walaupun tentu saja Oprah tidak menyebut Tuhannya dengan Rabbi....).

Menurutnya lagi, kita berasal dari kekuatan yang amat sangat besar. Kita bagian dari kekuatan itu (*ini kok saya jadi ingat tentang ajarannya Syekh Siti Jenar: Manunggaling Kawula Gusti, yang menyatakan bahwa dirinya adalah (bagian) dari Tuhan: Ingsun Iki Allah ~'allahualam). Dan kekuatan besar itu akan selalu mengarahkan kita ke jalan yang benar. 

"There are no mistakes. There really aren't any, because you have a supreme destiny. When you're in your little mind, in your little personality mind or you're not centered, you really don't know who you are that you come from something greater and bigger. We really are all the same."

Sehingga katanya, tugas kita hanyalah berusaha keras untuk mendengarkan, merasakan, apa yang seharusnya menjadi arah kita dalam mengatasi masalah, menjalani kehidupan. Jika kita mengambil langkah yang tidak seharusnya lalu merasa gundah dan tidak enak hati, itulah saatnya kekuatan besar itu sedang memanggil-manggil hati kita untuk memutar dan ambil jalan yang benar. Memberi tahu kita ke arah yang semestinya. Dan panggilan itu bernama True Calling. 

Saya sertakan videonya yaa, you should watch this :)



Merenunginya juga, saya kembali berkesimpulan bahwa hidup kita ini tak lepas dari campur tangan Tuhan. Segala pemberiannya, baik anugrah maupun masalah, Dia yang mengatur. Terkadang maupun sering, kita mengambil langkah yang salah, memaknai dengan keliru, segala pemberian itu. Tapi tak mengapa, karena pada akhirnya Tuhan akan mengembalikan kita pada jalan yang seharusnya -jika kita bersedia mendengarkan. 

*********

Akhirnya, dengan tersenyum, saya mengamini dua pesohor yang beda jalan beda keyakinan di atas, bahwa yang kita perlukan adalah tengadahan tangan dan kesediaan untuk mendengarkan kata hati. Dengan berdoa, niscaya akan turun sebentuk cinta dariNya yang mengarahkan. Dengan mendengarkan kata hati, kita terbebas dari gelisah dan rasa bersalah, yang dengan dengan demikian, bila menurutinya, kita akan berada di jalan yang benar. Wish us all to be always on the right track. 

Another Student of Life
post signature

1 komentar: