Laptop, buku pak Iwan, segelas kopi, dan kastengels, mmh...
*****
People don't buy WHAT you do; they buy WHY you do it. And what you do simply proves what you believe ~ Simon Sinek
(Start with why : how great leaders inspire everyone to take action)
(Start with why : how great leaders inspire everyone to take action)
Saya yakin, kalimat diatas adalah salah satu yang menjadi alasan mengapa bapak Iwan Sunito sampai jadi begitu sukses. Mengapa?
Iwan Sunito itu adalah, "...the king of property in Sydney". Begitu kata pak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Iya, benar. pak Iwan yang aslinya adalah arek Suroboyo itu adalah rajanya properti di Australia. Meski lahir di tanah Jawa, tapi saat ikut orangtuanya merantau ke Pangkalan Bun, Kalimantan, beliau betul-betul menikmati masa kecilnya bersama teman-teman sepantaran disana. Saya bisa membayangkan pak Iwan kecil bermain berlarian diantara rumah-rumah panggung yang mengapung, sambil sesekali menceburkan diri ke air. Yup, rumah Iwan Sunito ada diatas air! Eh.. apakah nantinya beliau jadi terinspirasi dan bernostalgia dengan membangun perumahan yang berjajar disepanjang pantai? Hmm, bisa jadi...
Iwan Sunito dan kakaknya, Nisin*
Yang jelas, pak Iwan adalah seorang pemimpin yang mengawali segala sesuatu dengan pertanyaan 'mengapa' dan bukannya 'apa', sehingga mampu membawa timnya beraksi, hingga meraih kesuksesan seperti sekarang ini...
Change your world. Change your future ~ Iwan Sunito
Sebelum menjadi pebisnis handal, Pak Iwan menemukan halang-rintang dalam perjalanan hidupnya. Ia dikirim ke Sydney untuk meneruskan SMA, yang mau tidak mau membuatnya harus lebih rajin belajar supaya dapat bertahan. Soalnya, menurut pengakuannya, selama masa SD SMP -nya, beliau adalah salah satu murid dengan ranking paling tinggi.. dari bawah. Hihi! Sampai suatu saat ia tersadar, "I am tired of being underperformer, enough is enough!", dan mulai mengubah cara pandangnya terhadap dunia...
Your vision and dream have power. Your dream and vision will act like navigators.
They will remind you when you are taking the wrong turn.
They will help you to your destination faster ~ Iwan Sunito
Lalu, dengan semangat tinggi ia mengubah mimpinya menjadi kenyataan. Perlahan tapi pasti, ia membangun kerajaan bisnisnya sendiri, mengambil resiko besar dengan berhenti dari pekerjaan arsitekturnya yang mapan. Pada tahun 1996, perusahaannya melakukan merger dengan dua perusahaan lain milik Paul Sathio dan Anthony Sun. Bertiga, mereka berdiri dibawah bendera Crown Group, dan mengerjakan proyek 10 tingkat pertama senilai 28 juta dolar. Sampai dengan tahun 2004, nama grup itu telah sukses berada dibelakang banyak proyek properti diseputaran Sydney, seperti Penant Hills, Ashfield, Homebush, Bondi dan Rhodes.
Berlandaskan jargon diatas itulah sang tiga sekawan mampu menembus segala permasalahan yang timbul. Terutama di beberapa tahun berikutnya ketika sektor properti disana mengalami resesi, saat dimana pak Iwan sering terbangun ditengah gelapnya malam dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuh. Namun lagi-lagi, beliau mencermati kesulitan tersebut sebagai, "...this recession proved to be a blessing in disguise.". Ia menemukan 'The Blue Ocean Strategy' yang ditulis oleh W. Chan Kim, yang menginspirasinya untuk membangun residensial berkonsep bintang lima yang mewah dengan berbagai fasilitas dan suasana nyaman nan menenangkan. Hasilnya adalah 'Gallery by Crown', proyek perumahan sangat besar yang, ditengah ketidakjelasan keadaan, berhasil terjual 90% hanya dalam waktu singkat.
Kemudian, "Despite the economic turbulence, Crown Group grew beyond our wildest dream and expectations... one of the Australia's largest private developers.", pak Iwan dan kedua rekannya menembus batas dan maju dengan segala inovasinya yang menawan. Mengungguli yang lain, dan menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di benua terkecil dunia itu.
Juga, tanpa melupakan alasan utamanya dalam mengawali kerajaan bisnis, ia menjalani sisi lain 'why'-nya dengan menjadi filantropis. Beliau ingat, salah satu tujuan suksesnya adalah berbagi dengan masyarakat. Maka pak Iwan pun aktif dalam kegiatan amal; menjadi Chairman dari Indonesia's Tsunami Corporate, serta terlibat dalam berbagai penggalangan dana seperti Sydney Children's Hospital, John Fawcett Eye Foundation di Bali, dan beberapa Panti Asuhan di Indonesia.
Saya juga jadi merasa sangat diberkahi dengan membaca buku pak Iwan ini, deh... Karena dalam setiap tulisan saya (yang tidak seberapa ini, da saya mah apa atuhlah... :p ), selain ingin berbagi, saya pun berharap menjadi sedikit inspirasi (aamiin!). Dan beliau benar-benar mengungkapkannya dengan tepat di akhir tulisannya, "I hope you can tap into the insights throughout the pages of this book, to help focus on the principles that will help you make the most of your gifts and fulfill your dreams."
Ya, pak, saya yakin para pembaca buku mungil sarat makna ini akan menemukan banyak quote yang memotivasi dan menginspirasi, sebagai teman dalam mengusahakan yang terbaik dalam hidup dan membuat setiap mimpi menjadi kenyataan.
Skye by Crown, North Sydney*
Redefine the boundaries of innovations -always ~ The Crown Group
Berlandaskan jargon diatas itulah sang tiga sekawan mampu menembus segala permasalahan yang timbul. Terutama di beberapa tahun berikutnya ketika sektor properti disana mengalami resesi, saat dimana pak Iwan sering terbangun ditengah gelapnya malam dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuh. Namun lagi-lagi, beliau mencermati kesulitan tersebut sebagai, "...this recession proved to be a blessing in disguise.". Ia menemukan 'The Blue Ocean Strategy' yang ditulis oleh W. Chan Kim, yang menginspirasinya untuk membangun residensial berkonsep bintang lima yang mewah dengan berbagai fasilitas dan suasana nyaman nan menenangkan. Hasilnya adalah 'Gallery by Crown', proyek perumahan sangat besar yang, ditengah ketidakjelasan keadaan, berhasil terjual 90% hanya dalam waktu singkat.
God will never allow difficulty to come to you without a divine purpose ~ Iwan Sunito
Kemudian, "Despite the economic turbulence, Crown Group grew beyond our wildest dream and expectations... one of the Australia's largest private developers.", pak Iwan dan kedua rekannya menembus batas dan maju dengan segala inovasinya yang menawan. Mengungguli yang lain, dan menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di benua terkecil dunia itu.
Juga, tanpa melupakan alasan utamanya dalam mengawali kerajaan bisnis, ia menjalani sisi lain 'why'-nya dengan menjadi filantropis. Beliau ingat, salah satu tujuan suksesnya adalah berbagi dengan masyarakat. Maka pak Iwan pun aktif dalam kegiatan amal; menjadi Chairman dari Indonesia's Tsunami Corporate, serta terlibat dalam berbagai penggalangan dana seperti Sydney Children's Hospital, John Fawcett Eye Foundation di Bali, dan beberapa Panti Asuhan di Indonesia.
Pak Iwan dan anak-anak Pangkalan Bun*
We are blessed to be a blessing ~ Iwan Sunito
Saya juga jadi merasa sangat diberkahi dengan membaca buku pak Iwan ini, deh... Karena dalam setiap tulisan saya (yang tidak seberapa ini, da saya mah apa atuhlah... :p ), selain ingin berbagi, saya pun berharap menjadi sedikit inspirasi (aamiin!). Dan beliau benar-benar mengungkapkannya dengan tepat di akhir tulisannya, "I hope you can tap into the insights throughout the pages of this book, to help focus on the principles that will help you make the most of your gifts and fulfill your dreams."
Ya, pak, saya yakin para pembaca buku mungil sarat makna ini akan menemukan banyak quote yang memotivasi dan menginspirasi, sebagai teman dalam mengusahakan yang terbaik dalam hidup dan membuat setiap mimpi menjadi kenyataan.
Dare to dream and most importantly, dream big ~ Iwan Sunito
*****
*gambar dari foto-foto dalam buku From Borneo to Bloomberg
Sesuatu banget ya kak. Buku-buku yang positif dan memotivasi akan mampu membuat kita semangat dan survive.
BalasHapusIya betul :)
HapusWah, saya jadi tau tentang Pak Iwan Sunito ini dari Mbak Ayu deh ;)
BalasHapusAlhamdulillah bisa bermanfaat :) Bukunya keren mbak, mungil tp kaya inspirasi
HapusSaya orang pangkalan bun, tapi baru2 ini tau kalau pak iwan itu pernah tinggal di pangkalanbub.
BalasHapusSaya baru tau pak iwan pernah tinggal di pangkalan bun, padahal saya ini orang pangkalan bun
BalasHapusiya beliau menghabiskan masa kecil disana :)
Hapus