“Jadi perempuan
itu harus seimbang. Silakan bekerja sampai jadi boss, tapi dirumah, tetep
ngelayani suami. Anak-anak diperhatikan pelajarannya di sekolah, dibarengi
kualitas mental dan spiritual, supaya balance hidupnya. Tiap hari bersyukur,
dan ikhtiar dengan penuh senyum. Jangan lupa, kalo ada masalah tetap berdoa
terus tawakal. Karena dalam setiap kepasrahan, tangan Allah bekerja…”
~ Lies
Asthama, Istri, Nenek 2 cucu, Ibu 2 anak
Hmm, kalau
ditanya, definisi ‘smart’ untuk
saya, maka jawabannya: Smart is definitely my Mom! Ya, cerdas itu adalah
Mama saya, Ibu Sri Sulistiati Asthama.
Bu Lies Asthama
(begitu nama kerennya) adalah seorang Custody Department Head, Kepala Bagian Kustodian, Divisi Pelayanan Pasar Modal sebuah
Bank swasta terkemuka di Jakarta .
‘Hanya’ Kepala Bagian? Ya, tapi di usianya yang 64 tahun pada Januari
mendatang!
Mama memang
sudah sepuh, dan seharusnya sudah pensiun. Beliau sebetulnya adalah pensiunan Bank, dengan jabatan terakhir: Second Vice Presiden. Sejak off bekerja, kegiatannya lalu
berubah drastis, dari wanita karir, menjadi ibu rumah tangga. Kesana-kesini
bersama ibu tetangga, mulai dari arisan, sampai memasak makanan untuk berbuka
puasa para fakir di Mesjid. Perempuan yang jadi istri orang Bali dan jago masak ayam Betutu ini memang lembut hatinya, selalu tersentuh pada yang
berkekurangan.
Nah, 2 tahun
kemudian, seorang temannya menghubungi, “Bu Lies, kok saya mimpiin ‘njenengan terus,
ya? Ibu kayaknya harus kerja lagi nih, bareng saya!”
Sepak terjang Mama di dunia perbankan memang patut diacungi jempol. Ia sampai sudah
menjelajah separuh dunia, demi mengejar berbagai Seminar dan Study Banding. Saya
ingat, betapa ‘bergaya’nya beliau saat tugas Bench Marking ke beberapa negara 'londo', nun jauh disana.
Romantis, berduaan sama Papa
“Nanti kalo ada yang nyari, bilang Ibu sama Bapak lagi keliling Eropa, ya!”, pesannya pada si Mbak di rumah. Lalu, dua hari setelah kepulangannya, ia buru-buru membeli sejumlah ‘barang khas orang bule’ untuk para tetangga yang menagih oleh-oleh, di Pasar Mangga Dua…
Romantis, berduaan sama Papa
“Nanti kalo ada yang nyari, bilang Ibu sama Bapak lagi keliling Eropa, ya!”, pesannya pada si Mbak di rumah. Lalu, dua hari setelah kepulangannya, ia buru-buru membeli sejumlah ‘barang khas orang bule’ untuk para tetangga yang menagih oleh-oleh, di Pasar Mangga Dua…
Sebagai
penghargaan, Mama juga pernah ‘dihadiahi’ salam perpisahan ke Thailand , lho!
“Mama mau dibayarin ke Bangkok ,
nih. Rame-rame bareng anak buah, berangkat satu divisi, 12 orang!”
Begitulah…
Setelah ‘kado’nya jadi kenangan, ia menerima dengan sukacita ‘tantangan
berkarir’ di usia senja dari temannya itu. Selain karena Papa mengizinkan
(beliau sendiri masih asyik bekerja), juga karena saya (yang jadi anak tunggal,
adik meninggal karena kecelakaan tahun 1999) diboyong suaminya, dan asyik mengurus keluarga kecilnya di Bandung. Mama (yang sudah berpuluh tahun
beraktifitas kantoran), tentunya juga ingin kembali asyik bekerja.
Lagipula,
perempuan lulusan Sastra Perancis UGM ini memang sangat pintar! Ilmu Mutual
Fund yang
melekat kuat di sel-sel kelabu otaknya sangat terpakai. Saat ribuan pegawai
Pasar Modal sekarang wajib bersertifikasi WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek),
Mama sudah lulus belasan tahun lalu. Beliau bahkan lulus ketiga level BSMR(Badan Sertifikasi Manajemen Resiko), yang ‘ditujukan bagi pengurus dan pejabat
bank dengan tujuan meningkatkan kualitas Manajemen Resiko Perbankan Indonesia dan Corporate
Governance’
Ujian ini, “Asli deh,”, kata suami saya, “soalnya ‘njelimet!” Bak diinterogasi Polisi (emang pernah?): lama, berputar-putar, diulang-ulang. Sampai disebut ‘BSMR = Belajar Sampe Mati Rasa’ :p Sebelum ujian, peserta harus kursus dulu, untuk meminimalisir resiko kegagalan (yang cukup tinggi!). Suami saya juga ikut trainingnya, dan lulus… level-1…
Tapi, betapapun
keahliannya dihargai oleh atasan dan anak buah, Mama tidak pernah sekalipun
melupakan kodratnya sebagai wanita. Ini menambah point smart pada
dirinya.
Mama adalah
seorang perempuan Jawa tulen yang ‘ndak neko-neko, ‘nrimo, dan telaten
mengurus keluarga. Tak peduli betapa sibuknya di pagi hari saat akan ‘ngantor,
ia pasti menyempatkan diri membuat sarapan. Juga, tanpa kenal lelah di malam
hari saat pulang kerja, beliau tetap rajin membuatkan teh untuk Papa. Si Mbak asisten
RT tugasnya hanya beberes dan menjaga rumah saja.
Hari-hari wikennya
pun terisi penuh oleh jadwal senam Jantung Sehat. Beberapa kali Mama memimpin, berdiri
di depan puluhan warga se-kompleks. Saking gemarnya olahraga, Mama sampai pernah
digotong ke rumah, pingsan karena kecapekan saat gerak jalan…
Bersama Raynor, Lebaran 2012
Belum lagi soal memanjakan Kayla dan Raynor, cucu-cucunya. Waduuuh, semua mainan dibelikan! Namun demikian, ada satu hal lagi yang membuat saya semakin salut, yaitu perhatiannya pada pendidikan.
Bersama Kayla, Lebaran 2010
Belum lagi soal memanjakan Kayla dan Raynor, cucu-cucunya. Waduuuh, semua mainan dibelikan! Namun demikian, ada satu hal lagi yang membuat saya semakin salut, yaitu perhatiannya pada pendidikan.
“Daftarin les
ngaji sama kursus musik.”, begitu pesannya saat Kayla mulai masuk SD. “Ngga
usah les calistung, itu tugas guru sama mamanya.”
Ya, menurutnya,
“Anak jaman
sekarang harus dibekali berbagai macam ketrampilan. Kelak akan bermanfaat lebih di masa depan. Bekalnya
itu harus seimbang, antara intelejensi, mental, dan spiritual, supaya kekayaan
bathinnya dapat melengkapi kepandaian otaknya. Iman yang kuat dan kesukaan pada musik akan membuat lebih tawakal dan rileks.”
SubhanAllah… Betapa
kagumnya saya pada pandangan Mama mengenai kehidupan. Penuh semangat,
ketekunan, dan pengabdian yang tulus. Tak akan hilang dari ingatan saya, berapapun
banyaknya cobaan yang menghadang, ia tetap tegar. Pergi kerja di pagi hari
dengan senyuman, lalu bersujud penuh keikhlasan di keheningan malam.
Betapa senyum
kebanggaan saya terhadapnya tak akan luntur oleh apapun. Sampai sekarang,
beliau masih setia melakukan aktifitasnya sehari-hari: membuatkan teh hangat
untuk Papa, mengobrol ringan sambil menyemil kue, pergi tidur, lalu bangun untuk
bertahajjud dan mengaji sampai tiba waktu subuh, kemudian menyiapkan sarapan
dan berdandan untuk ke kantor.
Melukin cucu, wiskul @ Braga, Bandung
Melukin cucu, wiskul @ Braga, Bandung
Saat akhir pekan
tiba, ia akan merentangkan tangannya untuk kedua cucu. Mengelus, mencium, dan
memeluk erat tubuh mungil mereka. Sungguh,
perlakuan tender and loving itu makin membuat Mama menjadi sosok wanita yang cerdas luar-dalam..
Sampai saat ini,
saya masih berusaha jadi perempuan smart. Yang sholehah, tangguh, dan penuh kasih sayang. Mengusahakan sebaik mungkin
hidup yang seimbang. Mensyukuri segala hal dengan doa dan ketulusan.
Memaksimalkan semua keahlian dan ketrampilan dalam berikhtiar, tanpa melupakan
kodratnya sebagai perempuan, yang mengabdikan dirinya pada keluarga. Pokoknya yang smart inside and out, seperti
Mama :)
Mother is our
biggest critic, yet our biggest fan and supporter. Love her true, for she
brought the whole world to you, and would give heaven under her feet for you!
Bandung, menjelang tanggal 22 Desember 2013,
Selamat Hari Ibu ya, Ma!
~ Love, your
biggest admirer
Selamat Hari Ibu Mbak Ayu :)
BalasHapusWih, benar banget tuh jadi perempuan itu harus seimbang ya ehehehe.
Sukses juga buat kontesnya :)
Aamin, bisa seimbang semuanya... Makasiy Mbak Titis... Met hari ibu juga yaa :)
BalasHapushebat mamanya :)
BalasHapussuwun, mbak myra. semua mama memang hebat :)
Hapuskeren mamanya mak Putu, bisa seimbang di luar dan di dalam rumah. Indeed, itu hebatnya jaadi wanita smart. Bapak belum tentu bisa fokus di rumah haha.. bisa2 dideportasi kalo beetah bangt di rumah ga mau kerja.
BalasHapushihi... iya bener teh :D
Hapuswaah benar2 seorang ibu yg smart dan hebat. Bkn hanya aktif di luar rumah,tp di rmhpun ttp fokus sama keluarga. Tentu bkn hal mudah..
BalasHapusIbunya mak putu sosok yg menginspirasi bgt.. :)
Iya mbak, saya tahu persis bukan hal mudah. tp beliau senang2 aja jalaninnya. makasi pujiannya yaa :)
BalasHapusWow, mamanya luar biasa, Mba. Salam hormat saya untuk beliau yaaa. Semoga Allah memberkahinya umur yang panjang, sehat dan bahagia senantiasa. Aamiin.
BalasHapusAamiin allahumma aamiin. Thank you Mbak Alaika, nanti aku salamin. Same wish for you too :)
Hapus