[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Pusaran Energi

Selasa, 25 Juni 2019

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Pusaran Energi


Siang ini Rara mendengar sebuah kabar kurang mengenakkan di salah satu grup wa-nya. Seorang anggota grup dinyatakan hilang, saat sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya di pelosok hutan sana. Rara tidak begitu kenal baik dengan orangnya--itu memang grup tentang sebuah pekerjaan yang jarang dikunjunginya-- tapi tentu saja ia ikut khawatir.

"... sejak itu ngga terlihat lagi," lapornya pada Jaka. "Aku jadi sedih, kamu tolong liatin doong."

"Namanya siapa?" tanya Jaka kalem. Ia sedang di luar kota lagi, mengerjakan beberapa tugas.

Rara menyebut sebuah nama beserta seluruh informasi yang ia dapatkan, untuk bekal "pencarian" Jaka. 

"Dia tersesat..." Jaka berkata. "Tempatnya gelap."

"Di mana itu?" tanya Rara penuh harap. "Masih hidup, kan?"

Tapi Jaka diam saja di ujung sana, dan Rara memanggilnya lagi sampai dua kali.

"Aku cuma bisa bilang segitu," akhirnya Jaka menjawab. "Tapi dalam rasa dia masih hidup."

"Maksudnya gimana?" kejar Rara."Dia di mana, ngga kelihatan, kah??"

"Aku udah kasih tau kan, cuma bisa bilang segitu, Ra..." suara Jaka terdengar tenang, tidak seperti Rara. "Terjadilah yang selaras."

"Maksudnya gimana sih??" Rara tambah gelisah. "Kamu ngga mau nolongin ya??" Biar bagaimanapun, ia ingin Jaka membantu dengan kemampuannya.

"Namanya nolong, ya sebatas pertolongan yang bisa dilakukan," Jaka menyahut dengan sabar. "Jangan sampai niat menolong, malah mengambil karma yang ngga perlu."

Rara diam saja. Tidak ada yang bisa dibantah dari jawaban itu.

"Itulah pentingnya meditasi, supaya melatih kita untuk bisa kembali saat tersesat di medan spiral energi yang menghalusinasi," jelas Jaka. 

"Apa itu energi yang menghalusinasi?" tanya Rara.

"Medan energi bisa menciptakan berbagai macam gambar..." Jaka menerangkan. "...bisa yang sejati, bisa merupakan keinginan, bisa godaan. Gambar-gambar itu bisa menghalusinasi kita."

Rara membulatkan mulut. Rasanya ia mengerti, walaupun ingin tau lebih jelas lagi.

"Kayak gimana itu," tanyanya.

"Ya ngga tau, kan beda-beda setiap orang..." Jaka tersenyum di seberang sana. Rara kalau sudah bertanya itu detil, dan tugasnyalah untuk membimbing. "Mungkin kayak pusaran energi."

"Seperti yang suka diceritakan orang-orang itukah?" Rara masih penasaran. "Misalnya di hutan ada sebidang tanah yang agak lapang, dikelilingi pepohonan lebat, bisa jadi itu adalah perkampungan entitas lain yang tidak kasat mata?"

"Bisa jadi," Jaka tersenyum lagi. "Apapun mungkin terjadi, makanya perlu berkesadaran, terhubung dengan yang sejati agar mampu keluar dari pusaran energi yang halusinatif."

Rara mengangguk saja sambil mencerna.

"Sudah dulu ya, aku mau jalan lagi," Jaka pamit. "Ngga usah terlalu dipikirin, kamu sudah membantu semampunya. Biarlah yang selaras terjadi."

Rara mengiyakan. Sebersit harapan lalu dilangitkannya, "Terjadilah yang selaras."

********

*terima kasih mas Tunjung Dhimas Bintoro atas wedarannya.

Baca lagi kisah mereka di Kumpulan Fiksi Rara & Jaka



12 komentar:

  1. Wah serem juga yaa kalau kayak gitu hehe

    BalasHapus
  2. Jadi penasaran sama terjadilah yang selaras itu maksudnya apa

    BalasHapus
  3. Waduh, saya jd penasaran banget sama nasib temennya rara, huhu...

    BalasHapus
  4. Aah...perempuan itu selalu cepat mengambil kesimpulan yaa...
    Dan aku rasa...kalau menghadapi masalah yang sama seperti Rara, semua orang bakalan langsung panik.

    Kecuali Jaka.

    Pengin banget jadi orang yang gak reaktif terhadap sebuah masalah, tapi tetep tanggap.

    BalasHapus
  5. Wah, meditasi bisa kayak gitu ya. Mencari orang yang hilang dengan pikiran? Apa kalo dicari terus menerus akan jadi semacam sugesti dari pikiran kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meditasi kan justru menenangkan pikran, jadi petunjuk datang dari hati :)

      Hapus
  6. Jadi inget eyang putri ku yang sering meditasi dan sering memecahkan banyak masalah

    sayang beliau udah lama meninggal, sehingga pertanyaan yang muncul tertutup kabut

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaaAllah husnul khatimah :) Pertanyaan apa yg tertutup kabut, ambu? Hihihihi

      Hapus
  7. Baca bolak balik berusaha faham yg dijelasin Jaka. Apa meditasi itu semacam pengasahan hati biar bisa menembus batas gitu, ya, teh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meditasi itu untuk latihan berkesadaran, Ma.. Kalau sadar, akan eling lan waspada dengan diri dan keadaan sekitar, sehingga kalau ada ilusi bisa segera ngeh :)

      Hapus
  8. Pusaran energi itu memang punya frekuensi sendiri ya. Tiap orang beda-beda masuknya.

    BalasHapus
  9. Jaka, bisa tolong liatin saya nggak? Siapa nih yang ngikut saya mulu :D

    BalasHapus