[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Ikan dan Air

Senin, 04 Februari 2019

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Ikan dan Air


Hari ini lumayan menjadi hari yang dirasa menyebalkan oleh Rara. Pagi tadi Rara menemukan sebagian dari hasil tulisannya hilang. Sudah beberapa lama ia mengerjakan tulisan itu, dan kemudian raib begitu saja. Lalu siangnya, kakinya tersiram air panas, yang langsung dialirinya dengan air keran, untuk mencegah lepuh. Jaka juga membantunya dengan menyalurkan Reiki -energi alam yang tersedia dalam jumlah tak berhingga, yang selalu sedia diambil kapan saja untuk membantu para makhlukNya. 

"Sial terus hari ini..." Rara melihat suaminya dengan pandangan tidak berdaya. Air matanya sudah hampir menetes, mengungkapkan kekesalannya yang tak terucap.

"Ngga usah nangis, dong..." Jaka tersenyum. Dipeluknya sang istri, agar ketenangannya menular, sambil tetap meletakkan tangannya pada jarak yang cukup di atas kaki Rara. Biasanya hangat, tapi kali itu terasa agak dingin dan menggelitik.
"Dan ngga usah ngomong gitu ya... Kan kamu tau, semua yang terjadi ya sudah wajar adanya. Tidak ada yang salah, tidak ada yang lebih benar dari ini. Sesuai saja." Jaka melanjutkan omongan.

Rara mengangguk saja, tapi tidak dapat menghentikan air matanya yang sudah terbendung lama.

Jaka lalu menyelesaikan sesi terapinya dan berdiri. Diambilnya tangan Rara, digandengnya ke halaman belakang, menunjukkan sebuah lubang di tanah yang rencananya akan dibuat kolam ikan.

Rara duduk di kursi taman, dan Jaka mengangkat sekantung ikan mas koki yang gemuk-gemuk lucu, menunggu dikembalikan ke habitatnya. 

"Ini apa?" tanya Jaka.

"Ikan..." Rara menjawab,

"Kamu tau ngga, apa yang terakhir tau tentang air?" Jaka bertanya lagi. 

"Ikan?" jawab Rara lagi. Asal saja, ia sedang tidak ingin tebak-tebakan.

"Yak, pintar," Jaka tersenyum.   

Rara mengedikkan bahunya saja sebagai respon.

"Karena kesehariannya ada dalam air, maka ikan-ikan tidak sadar tentang air," sang suami itu menjelaskan.

"Sekarang, apa yang terakhir tau tentang Tuhan?" Jaka meletakkan kantung ikan-ikan itu kembali.

Rara kembali mengedikkan bahunya.

"Kita... yang merasa Ia sangat jauh," Jaka menjawab pertanyaannya sendiri. "Manusia yang tidak sadar bahwa sejak dari awal hidup sampai matinya, eksis di dalam Tuhan. Bahwa segala sesuatunya di alam ini, adalah Zat Tuhan.” 

"Maksudnya?" kali ini, Rara yang ganti bertanya.

"Duduk hening, yuk," ajak Jaka, yang kemudian membawa istrinya bersila di lantai.

Lalu, selama beberapa saat mereka menghabiskan waktu untuk berhening, menentramkan pikiran. Saat Rara membuka mata, dilihatnya Jaka sedang menatap dirinya sambil tersenyum.

"Sudah nyaman?" tanya sang suami.

Rara mengangguk dan tersenyum. Dipeluknya Jaka untuk berterima kasih. 

"Dalam kesunyian, kita dapat merasakanNya," kata Jaka. "Ia tidaklah jauh, bahkan teramat dekat. Dan saat kita merasakanNya, semua ternyata sudah sesuai adanya. Tidak ada penghakiman, tanpa penilaian."

********
*inspired by and quoted from a writing in Human Earth blog
Baca lagi kisah kasih mereka di: Kumpulan Fiksi Rara & Jaka

11 komentar:

  1. Jadi penasaran pengen belajar Reiki, di rumah ada bukunya hihi tfs ya mba❤️

    BalasHapus
  2. Ya... jadi walaupun terkena banyak hal yang ngeselin tetep harus bersyukur karena semua sudah di atur oleh Nya ya mba....

    BalasHapus
  3. Gak kepikiran kayak yg Jaka pikirin...

    BalasHapus
  4. Ngademin punya suami kaya Jaka ini :"

    BalasHapus
  5. Duduk hening. Hmft entah sudah berapa purnama saya tidak melakukannya. Saya perlu sekarang. Terima kasih sudah mengingatkan.

    BalasHapus
  6. Wah, dalem ya maknanya. Ada sedih campur khilaf bacanya. Kadang kita lupa sama kehadiranNya, bahkan ga yakin sama ketetapanNya kalau nggak sesuai sama yang kita mau :(

    BalasHapus
  7. Bener juga...
    kita sering take for granted sesuatu yang ada di sekitar kita

    BalasHapus
  8. Mas Jaka, Mbak Rara.. Saya juga sedang duduk hening, nih. Sambil ditemani kisah kalian berdua :D

    BalasHapus
  9. Aku kalo diginiin sama suami, langsung melting juga kali yaa...
    Hihi~

    Jaka ini semacam healer buat istrinya, Rara dan buat fans nyaaaa...
    ((KITA))

    BalasHapus
  10. Tuhan memang dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita..kita sendiri yg sering menafikan keberadaannya..nice story..

    BalasHapus
  11. Sepertinya aku harus coba duduk hening, biar rileks dan sejenak nggak mikirin urusan dunia :)

    BalasHapus