[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Pekerja Cahaya

Rabu, 02 Januari 2019

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Pekerja Cahaya


Jaka dan Rara sedang dalam perjalanan pulang. Liburan dan serangkaian acara hari raya sudah selesai dihadiri, waktunya kembali mengerjakan rutinitas. Berkarya untuk kebaikan semua. 

"Gelap gulita..." gumam Rara saat kendaraan mereka melewati kawasan hutan. "Hanya pendar-pendar dari lampu kendaraan lain yang terang."

"Bukan hanya lampu," Jaka melirik istrinya selama sedetik saja, sebelum kembali berkonsentrasi pada jalanan. "Semua yang bergerak berlandaskan cinta pun terang --memendarkan cahayanya Sang Sumber Cahaya. Coba perhatikan baik-baik, ada banyak dari mereka di sini. Benderang dalam cipta yang nyata."

Sepertinya, Rara tau tujuan dari kalimat suaminya itu. Jadi ia diam sebentar untuk merenungkan. Tiba-tiba,

"Ah!' seru Rara. "Kamu liat ngga barusan? Ada cahaya yang menukik di sana. A falling star! Ayo make a wish!" ajaknya seraya memejamkan mata.

Tapi Jaka diam saja sambil tersenyum. Ia jelas tidak boleh memejamkan mata, kan. "Sudah?" tanyanya saat Rara membuka mata.

Yang ditanya mengangguk. "I wish that there will be more light workers on earth," katanya menjabarkan harapannya.

"Oh, keren," Jaka menimpali. "Memang sudah saatnya bumi memanggil para pekerja cahaya..."

Rara mengangguk. "Iya... Supaya kebaikan makin tersebar, baik hanya berupa pikiran optimis, atau berupa perkataan dan perbuatan berdasar kasih sayang."

Ganti Jaka yang mengangguk, "Supaya vibrasinya melangit, menudungi bumi dengan energi positif," katanya. "Sekarang ini, memang sudah banyak pekerja cahaya. Mereka bisa saja berprofesi apapun, tapi karyanya adalah untuk kebaikan bersama -dan bukannya sebaliknya."

"Misi yang diemban demi mengembalikan keselarasan bumi, dan bukannya sebaliknya, merusak kemanusiaan dan memusnahkan peradaban," Rara menyambung.

"Wuih, keren," Jaka mengelus rambut istrinya. "Siapa coba, para pekerja cahaya itu?" tanyanya.

Rara tertawa saja menanggapinya. "Mau tau aja apa mau tau banget?" tanyanya jahil.

Serta merta, Jaka menyalakan sein kiri demi menyambut godaan sang istri, "Mau kamu aja, deh!"

Dan malam bertambah pekat, dengan satu buah falling star lagi yang tidak sempat mereka saksikan...

********
Baca lagi kisah mereka berdua dengan pelajaran-pelajaran hidupnya di: Kumpulan Fiksi Rara & Jaka

9 komentar:

  1. Teh, fiksi Jaka Rara ini mau dibuat Novelkah rencananya?

    BalasHapus
  2. Kok adem, sederhana namun hikmahnya sangat berbobot. Keep inspiring mbaaa

    BalasHapus
  3. karakter rara ini percaya dengan mitos "falling star" juga ya?
    :D

    BalasHapus
  4. Aku juga reflek kalau lihat falling star suka langsung 'make a wish' hihi

    BalasHapus
  5. jadi pengen make a wish juga sekarang hehe :) selalu suka Rara dan Jaka moga cepet bisa jadi novel mbak, ya.. aamiin

    BalasHapus
  6. Jaka - Rara, kapan berantemnya?

    #ups :D

    BalasHapus
  7. cocok dibikin novel kayaknya mbak, hehe

    BalasHapus
  8. Aiih~
    "Mau kamu aja..."

    Jakaaa~
    So sweet bangeett...

    BalasHapus