[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang New Year's Resolution

Selasa, 01 Januari 2019

Fiksi Rara & Jaka; Tentang New Year's Resolution


Jaka dan Rara masih dalam rangka liburan tahun baru di sebuah pulau yang indah. Pulau yang masih menguarkan wangi berbagai jenis bunga dan dupa, sisa-sisa dari serangkaian perayaan kemenangan. Bahkan, jendela di kamar yang mereka sewa pun masih menyimpan satu canang, walau janurnya sudah kering. Rara mengambil bunga cempaka kuningnya yang setengah layu untuk diselipkan di telinga.

"Resolusi tahun barumu apa?" tanyanya pada Jaka. Suaminya itu sudah bersiap untuk berenang. Ia hanya tinggal mencari-cari gogle-nya.

"Kamu apa?" yang ditanya bertanya balik. Biasanya pertanyaan semacam itu membuat Rara kesal. Untung istrinya itu sedang asyik mematut-matut diri di depan cermin, mengagumi rambutnya yang berhias cempaka.

"Entah..." Rara menjawab. "Rasanya baru tahun ini aku ngga sibuk menyiapkan resolusi. Tapi bukan berarti aku ngga semangat menghadapi hari esok."

Jaka sudah menemukan kacamata renangnya. Jadi ia duduk dan mengisi perutnya dengan roti dan teh manis hangat yang sudah dibuatkan Rara. "Kok bisa?" sahutnya.

"Karena sepertinya keinginan-keinginanku hampir selalu terpenuhi, tanpa harus banyak meminta," jawab Rara. "Jadi rasanya ingin selalu bersyukur aja. Nah, itu dia resolusiku! Aku ingin lebih bersyukur!"

Jaka tertawa mendengarnya. "Kamu ngga bertanya-tanya, kenapa begitu mudahnya keinginanmu terwujud?"

Rara menggeleng. Ia sudah bergabung dengan Jaka untuk mengisi perut sebelum pergi berenang.

"Because your wish is my command, begitu kata semesta," Jaka menjawab pertanyaannya sendiri. "Semua adalah energi, dan masa depan adalah lautan potensi. Apapun yang kamu inginkan 99,9% akan terjadi."

"Begitukah?" tanya ganti bertanya. Ia mulai mengganti piyamanya dengan swimsuit.

Jaka memperhatikan istrinya dengan saksama. "Kamu memberikan energi atas setiap keinginan. Ada cinta yang mengalir bersamanya, dan kamu bergerak di dalamnya. Energi cinta itu menggerakkanmu menuju sang keinginan, dan semakin besar kamu memberikan atensi, semakin besar kemungkinannya mewujud."

Pandangan Rara menerawang ke arah kolam renang di depan jendela, sambil mencerna kata-kata suaminya. Ya, memang seingatnya, ia begitu menaruh perhatian atas apa yang dikerjakan. Ia mencintai pekerjaannya, dan memang ada energi cinta yang mengalir di dalamnya.

"Tapi aku tidak merasa seperti mengejar keinginan..." gumamnya lagi.

"You didn't have to," jawab Jaka sambil masih memperhatikan Rara yang sudah berbalut baju renang. "You were only dancing with your wishes, dan tarian itu mengantarkanmu pada wujud keinginanmu."

Rara membulatkan mulutnya tanda mengerti. "Jadi aku tinggal mencintai saja apapun itu keinginanku, sebagai resolusi tahun baruku?" ia menyimpulkan. "Bisa tolong ambilkan baju handuk itu ngga?"

Jaka tersenyum dan mendekati istrinya, membawakan apa yang diminta. "Your wish is my command," katanya. "Tapi jangan berenang sekarang yaa..." lanjutnya sambil melempar baju handuknya dan membuka kembali swimsuit istrinya...

********

Baca kisah mereka yang lain di: Kumpulan Fiksi Rara & Jaka 

2 komentar: