[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka, Tentang Memayu

Kamis, 08 November 2018

Fiksi Rara & Jaka, Tentang Memayu


Malam itu, Rara sedang bergulat dengan deadline. Dia memang cenderung suka bekerja dalam keadaan under pressure, karena menurutnya jika dikerjakan jauh sebelum tenggat waktu, rasanya kurang greget. Jaka menemaninya bekerja sambil main online game.

"Kamu sudah tau kan, Ra, bahwa kita semua punya misi hidup?" tanya Jaka dengan mata tetap tertuju pada mainannya.

"Hmm.." Rara menjawab dengan gumaman. "Sebentar lagi selesai, give me five minutes yaa."

Lebih cepat dar lima menit kemudian, Rara berseru kegirangan. Kerjaannya selesai. Ia berdiri dan merenggangkan otot-otot yang kaku karena kelamaan duduk.

"Misi hidupku adalah mengabarkan tentang indahnya dunia, kan?" katanya sambil melakukan Vriksasana, atau Tree Pose Yoga. "Kamu yang memberitahuku dulu, bukan?"

"Yup," Jaka mengerling, memperhatikan istrinya. 

"Lalu?" tanya Rara, masih dengan posisi kedua tangan ditangkupkan di atas kepala, dan kaki kiri ditempelkan ke paha bagian dalam kaki sebelahnya.

"Lalu..." Jaka meletakkan ipad-nya, "Selain misi khusus, masing-masing kita juga punya misi Hamemayu hayuning Bawana."

"Apa itu Hamemayu hayuning Bawana?" Rara bertanya. Rasanya ia pernah membaca kalimat itu entah di mana.

"Itu diambil dari filosofi Jawa, yang artinya 'Memperindah kecantikannya Bumi'. Setiap yang menginjakkan kakinya di bumi harus turut menjaga kecantikan dan keselamatannya," jelas Jaka panjang lebar. Matanya masih memandang Rara, mengagumi lekukan tubuh yang kali itu sedang membuat Natarajasana, atau Dancer Pose Yoga.

Merasa diperhatikan, Rara menggoda kekasih hatinya. "Sini.. Pose dansa ini bikin nyaman otot-otot dari ujung tangan, punggung, kaki," ajaknya.

"Aku cukup mengagumi yang lagi dansa aja deh..." Jaka tersenyum nakal.

"Memayu Hayuning Bawana, bisa dibilang adalah cara kita untuk membayar SPP kepada ibu bumi, yang telah menganugerahi kita kehidupan di planet ini," lanjut sang suami. 

"Bayar SPP? Caranya?" Rara bertanya -kali itu sambil membuat Prayer Pose. "Namaste," katanya dengan menundukkan kepala, mengakhiri sesi stretching-nya.

"Dengan apapun itu yang sifatnya memelihara kelestarian dan mensyukuri pemberian ibu Pertiwi. Teknisnya bisa disesuaikan dengan bakat masing-masing," jawab Jaka. 

Rara menghampiri suaminya dan duduk di sebelahnya. "Aku sedang menjalankan misi hidupku dan membayar SPP, kah?" tanyanya.

"Ya, lakukan dengan bahagia, ya," jawab Jaka. "Lagipula, perempuan itu punya kemuliaan lain. Ia adalah kusuma wicitra. Makhluk yang keindahannya, keharumannya, bak beragam bunga. Dengan itu, wanita akan mampu untuk hamemayu hayuning pribadi, hayuning kaluwarga, hayuning warga, sampai hayuning bawana."

"Wealaaah... uakeh jeh, tugasku," kata Rara sambil tertawa. 

"Oya, termasuk tugas yang satu ini..." Jaka mengambil kesempatan menanggapi gurauan kekasihnya itu dengan mulai mencumbunya...

********

Baca lagi kisah-kasih Rara dan Jaka lainnya di sini, yaa... Kumpulan Fiksi Rara dan Jaka

3 komentar:

  1. Oh memayu, dalem ya maknanya... Jauh beda sama mamayu :D

    BalasHapus
  2. suka baca fiksinya, teh.
    aku nunggu lanjutannya ah... XD

    btw, follow back blog saya ya teh, hihihi

    BalasHapus