[] Bilik Menulisku: Fiksi Rara & Jaka; Tentang Sketsa

Minggu, 10 Maret 2019

Fiksi Rara & Jaka; Tentang Sketsa


Seusai mengikuti sebuah acara kajian Spiritual, Rara dengan senang hati membawa oleh-oleh dua lembar sketsa Jiwa dan sketsa energi. Acara yang semakin ke sini semakin rutin digelar itu unik. Membabar tentang asal-mula serta tujuan keberadaan seluruh semesta raya melalui kacamata holistik --secara Modern Science serta Kebijaksanaan Lokal Nusantara. Rara suka sekali, sehingga menghadirinya seakan-akan memenuhi suara di hatinya yang memanggil-manggil. 

"Look what I got," katanya setelah duduk di sisi kiri pengemudi. Pamer.

Jaka menjemputnya di tempat acara, dan rencananya mereka akan mampir ke sebuah tempat makan dalam perjalanan pulang.

"What?" tanya Jaka, yang kemudian dijawab dengan lambaian dua lembar sketsa di depan mata.

"Aku lagi nyetir, Ra..." Jaka menggelengkan kepalanya. Istrinya itu memang penuh spontanitas dan sangat ekspresif. 

Rara membalasnya dengan cekikikan. Ia memang sedang bungah hati karena oleh-oleh yang dibawanya itu.

"Yang pertama adalah sketsa Jiwa," akhirnya Rara menjelaskan. "Ini adalah hasil dari Past Life Tracking-ku. It says that I was once a woman who was in charge of preparing things for some important rituals. Di sebuah Kerajaan bernama Pajang di bumi Nusantara -pada suatu waktu dulu."

Jaka memandang sekilas ke arah Rara dan tersenyum. Kalau yang tertangkap adalah saat ia sedang berada dalam kondisi kesadaran yang tinggi, maka tentu bisa diaksesnya kembali tingkatan itu. 

"Sering-sering hening diri dan mengakses rasanya yaa," pesannya.

Rara mengangguk, lalu menjelaskan tentang sketsa kedua.

"Yang satu lagi adalah sketsa energi," katanya. "Secara real time, atau dengan kondisi energiku apa adanya pada saat digambar."

"Waw keren," Jaka bersiul. "Apa katanya?"

"Energi proteksi diri full --ini kayaknya gegara aku suka Mudra Kasyapa," Rara menjawab. "Tidak terdeteksi energi dari luar, Jiwa tegak, aman."

"Ada ya, Jiwa yang goyang?" Jaka bertanya. Dibelokannya setir, dan mulai parkir di depan sebuah warung tenda nasi uduk di pinggir jalan.

"Iya," Rara memasukkan dua gambaran dirinya dengan hati-hati ke dalam dashboard. "Katanya, kalau sedang ada masalah besar bisa jadi sampai mengganggu keseimbangan Jiwa."

"Terus apa lagi?" Jaka mematikan mobil dan memilih untuk melanjutkan mendengarkan Rara di dalam mobil saja, daripada di meja makan.

"Cakra Sahasraraku cukup terbuka," sahut Rara bangga. "Katanya aku sudah ada sedikit kemampuan untuk menangkap pesan-pesan semesta. Keren ya, hihi..."

"Nah, tinggal dimanfaatkan untuk terus hamemayu hanyuning bawana," pesan Jaka lagi. "Cakra apa lagi yang terbuka?"

"Ngga disketsa semua, kasian masnya capek kalo semua diterawang dan dibabar," jawab Rara. "Segini aja aku udah seneng bangett..."

"Nanti malem kamu tolong siapkan ritual khusus, ya. Kamu yang berkepentingan dalam penyiapan ritual, kan?" Jaka bersiap turun. 

"Ritual apa?" Rara bingung. Tapi Jaka sudah terlanjur keluar mobil. Dilihatnya sang suami itu berjalan memutar ke arahnya.

"Kita buka cakra-cakra yang lainnya, terutama Svadishtana," Jaka membukakan pintu untuk Rara dan mengedipkan mata.

Mau tidak mau, Rara tertawa dibuatnya. "Nakal ah...", katanya sambil tersipu. 

********
*Svadishtana adalah cakra kedua, berwarna jingga -sesuai urutan warna pelangi- dan memiliki enam kelopak yang berputar dengan ritme yang bergantung pada tingkat keaktifannya. Cakra ini disebut juga cakra seks, yang bertanggung jawab atas perasaan-perasaan kenikmatan, sensualitas, keintiman, dan keterhubungan. 

Cakra Svadishtana membuat kita mampu melepaskan sekaligus bertansformasi menuju keadaan yang lebih baik, juga mendukung kita mengalami keadaan present time, atau di sini-kini. Sebagaimana sejatinya berhubungan intim adalah meditasi terindah yang membawa dua jiwa melebur menghadiri momen right here-right now-nya.

**thank you mas Tunjung Dhimas Bintoro for the Past Life Tracking. Thank you mas Kocko -Sasongko Hendratmojo for the sketch, the energy tracking and the explanation 🙏✨

Baca lagi kisah kasih mereka di: Kumpulan Fiksi Rara & Jaka

10 komentar:

  1. Jadi penasaran cakra ku yang udh kebuka apa yaa hehehe

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Wah bacanya kaya lg mengembara ke alam spiritual neeh

    BalasHapus
  4. Teteh kecelah bisa mengemas fiksi namun syarat info kayak cakra sama mudra :) jadi penasaran ttg ini

    BalasHapus
  5. Romantis deh kang jaka. Jadi klepek klepek. Hehe

    BalasHapus
  6. Fiksi Rara dan Jaka ini banyak banget ya teh, heheh setiap jengkap ceritanya beda dan punya arti tersendiri ya.

    BalasHapus
  7. Wuih, jadi pensaran deh sama cakra-cakra ini. Googling ah. Terutama Cakra svadistana. :D

    BalasHapus
  8. Genit selalu deh Jaka ini wkwk

    BalasHapus
  9. Teh, bikin dalam bentuk buku, asik, nih 😍

    BalasHapus
  10. Romantisnya Jaka ini gak nahaan..
    Mau ngomong sesuatu sama istrinya ajaa...pake bahasa romance khas mereka.
    **laaff Jaka, eh Rara.

    BalasHapus