[] Bilik Menulisku: Oktober 2014

Kamis, 30 Oktober 2014

Tersangka Teroris..?

Seumur-umur, ngga pernah saya mimpi berurusan dengan pihak yang berwajib. Tapi di suatu siang yang benderang, di negeri orang...

Beberapa tahun lalu, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan investasi asing. Atau nama kerennya : Offshore Investment Company. Yang nama perusahaannya adalah... Ini saya ngga mau bilang, takut dikeroyok orang se-Bandung Raya. Nanti aja saya ceritain soal itu lagi ya, sekarang saya mau berbagi pengalaman tentang bagaimana rasanya disangkain teroris di negri sebrang.

Rabu, 29 Oktober 2014

Adit kecil yang pingin sembuh... -part 2

When you have to start compromising yourself and your morals for the people 
around you, it’s probably time to change the people around you ~ unknown 

... and that is exactly what I did. 

Saya dilema. Mau membantu seadanya, tapi pasti kurang. Tapi ya memang segitu adanya. Masa mau bantu orang dengan 'ngutang..? Jadi, ya udah aja kali ya. Cukup, syukur. Ngga cukup, ya wis. Toh yang penting udah ikhlas ngebantu...

Banyak dari kita, termasuk saya, yang begitu, bukan? Tidak, saya bukannya ingin menghakimi. Lah memang kalo ngebantu itu semampunya, ngga usah maksain. Sebesar biji zarah pun, asal ridho, pasti ada balasannya. Tapi kok, untuk yang satu ini, rasanya beda. Saya masygul, hanya dengan berhenti disitu...    

"Boleh minta nomor teleponnya?"
"Boleh, Bu. Sini, saya yang teleponin."

Sungguh seorang pemuda yang cekatan, seorang pekerja frontliner yang siaga membantu tamunya.

"Ini, Bu, sudah tersambung."

Dan beberapa menit selanjutnya, di depan meja pendaftaran di rumah sakit lumayan besar itu, di hadapan banyak orang, saya tersedu-sedu. Berbicara panjang lebar dengan Iis, ibunya Adit. Saya segera mengakhiri pembicaraan, setelah berjanji untuk menghubunginya kembali sesudah mencari bantuan tambahan. Dan karena saya tidak punya tissue untuk menyusut mata dan hidung yang sama-sama banjir...

Adit dan neneknya, menunggu dokter di rumah sakit

Lalu, seperti quote diatas, saya mencoba berkompromisi dengan diri sendiri, dengan moral saya. Hasilnya?

Selasa, 28 Oktober 2014

Adit Kecil yang pingin sembuh... - part 1

We sometimes encounter people, even perfect strangers, who begin to interest us in first sight, somehow suddenly, at all once, before a word has been spoken 
~ Fyodor Dostoevsky

                                         Adit lagi minum susu, dengan susah payah.


Katanya, namanya Adit. Nama penyakitnya Hirschprung. Atau entah, saya kurang paham. Yang jelas, saya percaya bahwa somehow, saya punya suatu ikatan bathin dengannya. Yang menurut salah seorang teman, "Di suatu waktu lalu, di kehidupan sebelumnya, kamu punya utang nyawa sama dia." Nah loh!